instagram in mine :)

11/28/15

Mimpi

Pertama kali tahu Kelas Inspirasi dari teman saya. Ketika itu dia memberi info bahwa ada pameran fotografi di Matos. Namun, karena ada keperluan lain, saya tidak bisa ikut acara tersebut. Singkat cerita, karena adanya event tersebut, teman saya telah diterima menjadi relawan panitia. Saya tertarik, apa sih Kelas Inspirasi itu. Saya menanyakan kepada teman saya dan membuka website resmi Kelas Inspirasi Malang. Mendaftarlah saya sebagai relawan fotografi. Awalnya hanya coba-coba, barangkali keterima. Ketika hari pengumuman seleksi relawan, ternyata saya diterima. Alhamdulillah. Hore. Batin saya. Kemudian saya melihat saya masuk rombongan belajar mana. Saya lihat list nama dan mulai kepo via instagram. Oh, jadi ini teman-teman yang bakal kerja bareng sama saya. Keren-keren ya. Ya, begitulah perasaan saya ketika itu.
Beberapa jam kemudian, Mas Shidqi, coordinator fasilitator Rombongan Belajar 61, memberikan info bahwa tanggal 7 November akan diselenggarakan briefing relawan di Batu. Saya berkenan hadir. Dari briefing tersebut, memberikan gambaran tentang Kelas Inspirasi, tips dan trik mengajar anak SD, dan tips dan trik fotografi, diselingi dengan film pendek Kelas Inspirasi Malang dari tahun-tahun sebelumnya. Fyi, ini adalah tahun ketiga Kelas Inspirasi Malang diadakan.
Di akhir acara, kami berkumpul sesuai rombongan belajar masing-masing. Bertemu dengan Pak Woro, salah satu guru di SDN Ngadas 2. Beliau bercerita mengenai situasi dan kondisi sekolah dan lingkungan di sekitarnya. Jujur sebelum itu, saya sangat antusias karena saya ditempatkan di daerah kawasan konservasi Bromo-Tengger-Semeru. Saya sangat senang sekali. Saya berkenalan dengan beberapa relawan yang hadir dan juga fasilitator, Mas Shidqi, Mbak Putri, Mas Rizky, Mas Kris, Mas Wahyu, Mbak Justine, Mbak Esa, dan Sheren. Kami bertukar nomer hp dan berniat akan melanjutkan perbincangan via Whatsapp.
Walaupun ada beberapa yang belum saya kenal, kami seru berbagi info dan guyon bareng di Whatsapp. Singkat cerita, dari hasil chatting-an tersebut, kami bertemu lagi tanggal 11 di DW Coffee. Kami membicarakan mengenai konsep acara dan rencana untuk survei. Mas Wahyu terpilih sebagai ketua rombongan. Mbak Esa sebagai Bendahara. Mbak Putri sebagai sekretaris. Mas Wahyudi sebagai koordinator lapangan. Mas Wildan sebagai koordinator perlengkapan.
Senin pagi, tanggal 16 November kami survei ke SDN Ngadas 2. Malamnya, kami kembali mengadakan rapat untuk kelanjutan agenda acara dan sebagainya di Movie Scope. Hari-hari berikutnya, kami kembali berkumpul untuk membicarakan masalah konsumsi dan membuat merchandise untuk siswa SD disana.
Kami sepakat untuk berangkat ke Ngadas pada hari Jumat karena banyak hal yang harus disiapkan untuk Sabtu-nya.
Pada hari keberangkatan, kami sepakat untuk membagi dua kloter, jam 2 siang dan jam setengah 5 sore, karena ada beberapa relawan yang baru bisa berangkat sore hari. Namun, karena ada beberapa kendala, kami baru berangkat selepas maghrib. Berbekalkan segala perlengkapan mengajar relawan, konsumsi, tikar, dan sleeping bag, kami, total 15 orang, berangkat mengendarai delapan motor. Ketika sampai ke daerah Jarak Ijo, ada beberapa motor yang kesulitan untuk naik, sehingga teman-teman yang sudah sampai di SDN Ngadas 2 harus kembali untuk menjemput teman-teman yang motornya agak susah untuk diajak kompromi. Seluruh tim akhirnya sampai di SDN Ngadas 2 sekitar pukul 8 kurang. Ya, kami bermalam di SD tersebut.
Di malam itu, kami mengadakan api unggun, yang rencananya memang disiapkan untuk saling mengakrabkan satu dengan yang lain. Saling bercerita mengenai bagaimana hidup kami, dan sebagainya. Menurut saya, dengan menceritakan pengalaman dan kegiatan sehari-hari kami, kami menjadi semakin dekat dan tidak sungkan antara satu dengan yang lain. Setelah itu dilanjutkan dengan makan malam sekitar pukul 11. Setelah semua relawan selesai bercerita, kami briefing untuk agenda besoknya. Nggak kuat nahan begitu indahnya langit malam itu, subhanallah lautan bintangnya sungguh indah. Berfoto-fotolah kami sampai sekitar jam 3 (padahal saya tidur duluan).
Besoknya, kami bangun pukul 4, sholat subuh kemudian lanjut siap-siap. Relawan pengajar siap-siap media pembelajarannya, relawan dokumentasi (khususnya videografer) siap-siap shoot sunrise, relawan panitia menyiapkan ruang kelas. Nge-pop mie dan nge-teh, dilanjut sarapan. Kegiatan sekolah mulai pukul 7 pagi. Kami dan pihak sekolah menyiapkan siswa-siswi kemudian mengadakan apel. Setelah apel, kami bareng-bareng senam bahagia dipimpin sama Mas Wahyudi dengan lagu trek jing trek jing-nya, kami semua bergembira dan bersemangat. Haha.
Karena tugas saya hanyalah sebagai orang yang mendokumentasikan kegiatan, saya hanya bisa menyaksikan teman-teman relawan pengajar memberikan pengetahuan mengenai profesi mereka.  Mereka sangat antusias mengajari anak-anak dengan gembira, sabar, tulus, dan ikhlas. Keren.
Kegiatan akhir adalah membagikan merchandise serta membagikan konsumsi snacks kepada para siswa. Merchandise yang kami buat dengan penuh perhatian diterima oleh para siswa dengan baik. Di merchandise itu, para siswa menuliskan nama serta cita-cita mereka. Ada yang menulis TNI, perawat, guru matematika, dokter, dan sebagainya.
Sekitar pukul 12, kegiatan sekolah berakhir, dan para siswa juga sudah dibolehkan pulang. Kami lanjut bersih-bersih kelas dan persiapan pulang.
Dari seluruh kegiatan tersebut, saya merasakan bahwa pendidikan SD itu sangatlah penting. Pendidikan SD merupakan tingkatan pendidikan paling awal yang bertugas untuk memberikan pengertian serta pengetahuan kepada anak-anak akan pentingnya cita-cita, bagaimana mereka bercita-cita, serta apa saja yang harus dilakukan sampai dengan cita-cita tersebut tercapai.
Seru. Keren. Apa ya, sesungguhya susah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Susah senang kami lewati bersama. Terima kasih Mbak Esa, mbak notaris yang cantik dan baik hati. Terima kasih Mas Rizky, Mas Wahyudi, Diqi, Mbak Putri, para fasilitator yang sabar dan selalu bersemangat di setiap kegiatan. Terima kasih teman-teman dokumentator yang kece-kece, Kiki, Sheren, dan Wildan. Terima kasih Mas Way buat kesediannya buat nyediain tempat kumpul buat kami. Terima kasih Mbak Liluk, role play suntik-suntikannya keren. Haha. Terima kasih mbak dosen Bahasa Inggris, Mbak Ayu yang ternyata juga alumni Bhawikarsu. Terima kasih mas laboratorium analis, Mas Kharis yang selalu menghibur atas segala tindakan tak terduganya. Haha. Terima kasih Mas Kris, ditunggu traktiran kuenya ya. Terima kasih Mbak Justine, mbak penyiar radio yang cantik dan keren. Kalian semua luar biasa. Semoga apa yang kami berikan dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Semoga apa yang dicita-citakan anak-anak dapat terwujud. Untuk masa depan dunia pendidikan yang lebih baik, semoga kegiatan Kelas Inspirasi ini dapat tetap berlanjut dan bermanfaat lebih banyak lagi. Sehari mengajar, selamanya menginspirasi. Bangun mimpi! Wujudkan mimpi! Jadilah inspirasi anak negeri!
Saya bersama relawan dokumentasi. (dari kiri ke kanan: Kiki, Sheren, Saya, Wildan) *pake kameranya Wildan :)

(Dari kiri ke kanan) Saya, Mas Rizky, Mbak Putri, Mas Wahyu, dan Diqi. *Difotoin Mas Alfi :)

Sekilas gambaran tentang SDN Ngadas 2 dan murid-muridnya.

Sebelum memainkan gitar, Mbak Justine sedang memperkenalkan bagian-bagian gitar kepada murid-murid SDN Ngadas 2.

Mbak Liluk, perawat asal Lumajang, dengan telaten mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara menyuntik pasien.